Kamis, 22 Mei 2008

jabatan.......



jabatan adalah anugrah atau kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat atau atasan kepada seseorang yang dianggap layak dan dapat memajukan lembaga yang di kelolanya dan suatu saat harus siap diserahkan kembali.

Namun ada kalanya seseorang lupa bahwa jabatan itu hanyalah sementara, ada sebagian orang yang beranggapan bahwa jabatan itu adalah hak milik mutlak yang tidak boleh dilepas darinya mau tanya kenapa??? karena UUD (ujung-ujunya duit): Karena ketika menjabat mendapat tunjangan jabatan yang cukup gede... ini tidak mau lepas darinya kalu perlu seumur-umur dapat terus he....he...he...,mendapat Fasilitas kalo perlu urusan pribadipun mendapat fasilitas kantor(aji mumpung kaliiii), apalagi kalau orang tsb gila hormat yang mana turun dari mobilpun minta dibawakan tas kalau perlu pintu dibukakan... dasar luh mental Feodal....., kalau udah gak ngejabat lagi mana bisa pamer dikampung halaman......ha....ha....ha... itu dia orang kampung yang mabok jabatan...... serasa udah jadi raja.... aja raja juga kagak gitu-gitu amat wey...sadar donk.... lembaga ini bukan milikmu bung..Semoga dilembaga kita tidak ada orang seperti diatas... amiin.......

Sabtu, 03 Mei 2008

Doa guru untuk muridnya

Muridku melangkahlah engkau dijalanmu jalan yang baik menurut nuranimu
Muridku bila engkau sukses nanti tundukanlah kepalamu karena dibalik suksesmu
ada do,a teman-temanmu.
Muridku bila temanmu....lupa akan ajaran kebaikan ingatkanlah dengan cara yang baik...

Kamis, 01 Mei 2008

Sekolah Islam di tengah-tengah persaingan global, mampukah?
Oleh: Yamin Bunyamin
(Pengajar sekolah swasta islam)

Keberadaan sebuah sekolah islam ditangah-tengah persaingan mutu yang demikian ketatnya, tentu membutuhkan energi yang luar biasa besarnya agar sekolah tersebut tetap eksis sesuai dengan harapan masyarakat tanpa harus keluar dari nilai atau norma agama itu sendiri. Ada trend dimasyarakat dewasa ini tentang sekolah islam, bahwa sekolah islam itu harus Modern. Sehingga beramai-ramailah pihak-pihak tertentu yang memiliki modal untuk membuat sekolah islam modern(boarding school) atau pesantren modern. sehingga sekolah-sekolah islam menjadi terstratifikasi (terkotak-kotak); ada sekolah sekolah islam elit, ada sekolah islam menengah dan ada sekolah islam Rata (rakyat jelata). Sejatinya sekolah-sekolah tersebut dapat mengambil peran untuk memajukan umat berdasarkan jenjang dan segmentasi pasar masing-masing namun, dalam kenyataan jangankan untuk berperan sangat optimal yaitu dengan menjadikan lembaga mereka sebagai pengembangan budaya maju disatu sisi, disisi yang lain sebagai benteng untuk mempertahankan nilai-nilai yang sifatnya dogmatis dari ajaran agama islam tapi dalam kenyataannya sekolah tersebut berkutat dengan masalahnya sendiri .

Masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah islam;

Ada kecenderungan masyarakat untuk memilih sekolah umum dengan harapan anaknya bisa lebih berkembang karena kalau disekolah Islam kebebasan berekspresi menjadi sangat tebatas missalnya, untuk jadi cheerleader atau menjadi model mereka sering tidak didijinkan

Sekolah islam terkesaan tidak konsisten dengan ajaran agama dan atmosphere sekolah tidak islami ; misalnya banyak sekolah Islam takut untuk menerapkan penggunakan jibab secara keseluruhan siswa, dengan alasan biar saja nanti juga sadar sendiri kadang-kadang orang tua , tamu , pedagang,sopir tidak bersikap, berpakaian atau berkata-kata yang Islami.

Ada anggapan bahwa sekolah Islam kurang disiplin dan tidak mencintai kebersihan ini dapat dilihat dengan penataan ruang belajar, ruang guru, kamar mandi, ruang makan, ruang tidur yang ditata tidak menggunakan konsep melainkan filling pemimpinya dan pembinaan disiplih tidak kontinyu hanya insidental saja.

Sumber daya manusia; pada umumnya sekolah islam sarat dengan nepotisme yaitu dalam memilih orang-orang penting dalam menjalankan operasional sekolah tersebut berdasarkan kedekatan dengan petinggi disekolah tersebut. tanpa mempertimbangkan ; skill, personality, capability dan link dari orang-orang yang dipilihnya melainkan berdasarkan subyektivitas dan terkadang mereka yang ahli dibidang agama tapi kurang memiliki akhli dalam bidang umum misalnya akhli pendidikan.

Kultus Individu; yaitu ada tokoh yang sangat berperan dalam mengambil berbagai kebijakan tanpa kompromi dengan pihak lain (One man show) kultus individu akan menghasilkan pemimpin yang otoriter karena tidak mau dikritik..

Sentralistik; ditengah-tengah kemajuan teknologi dengan usaha memajukan budaya lokal dimana gaungnya sudah otonomi disekolah islam masih tegantung dengan kebijakan pusat. tentulah hal ini akan menghambat kemajuan sebab cabang atau unit atau lembaga dibawahnya akan menunggu keputusan pusat sehingga layanan kepada public menjadi macet.

Identitas atau jadi diri terkadang sekolah islam suka mencontek methode yang diterapkan orang lain tanpa dia berijtihad mencari dan menemukan sendiri sehingga dalam penerapanya terkesan tidak punya jati diri. dan gamang.

Finansial, ini adalah masalah klasik yang dialami oleh sekolah islam pada umumnya ada anggapan bahwa sekolah islam selalu mencari sumbangan. atau bantuan pihak lain jarang yang bisa mandiri atau kalaupun ada biaya sekolah yang dibebankan kepada siswa sangt tinggi kadang tidak sesuai dengan layanan yang diberikan oleh sekolah itu sendiri.

Politik Mercusuar; mereka lebih mementingkan hal-hal yang sifatnya wah atau megah misalnya gedung yang megah, mobil operasional yang bagus atau study banding keluar negeri , hal itu dilakukan untuk menutupi kekroposan didalam yang mungkin mereka tidak mampu mengatasi masalah internal

Stagnan; mereka tidak mau melakukan terobosan baru tapi lebih suka bertahan pada keadaan yang sudah ada terutama para pimpinan di lembaga tersebut, karena takut posisi enaknya dia tergantikan sehingga profitnya jadi berkurang
peluang untuk berkarya(karier) pemerataan kesempatan untuk meningkatkan karier kurang mendapat perhatian yang serius dari pimpinan lembaga bersangkutan, karena pemimpinya masih memikirkan dirinya sendiri.

Program yang tidak terpola, mereka kurang teratur dalam membuat program, lebih percaya pada filling dari pada management yang teratur karena mereka sering tidak percaya diri dengan program yang mereka buat sendiri yang akhirnya banyak sekali program yang tiba2 muncul ditengah-tengah ..

Tentulah banyak sekali kelemahan dan salah urus dalam mengelola sekolah-sekolah Islam, kondisi yang demikian jelaslah sangat tidak kondusif apa bila sekolah islam tersebut ingin berpartisipasi dalam memajukan generasi islam madani yaitu generasi yang santun berakhlak mulia menguasi teknologi bertaqwa beriman serta sayang pada sesama dan memiliki daya saing yang tinggi jika lembaga tempat mereka menggodok kemampuanya, menggali ilmu pengetahuan sarat dengan masalah-masalah yang cukup berat..

Yang saya khawatirkan lembaga tersebut dijadikan lading meraup untung yang seting-tingginya , dari pada konsentrasi pendidikanya..